Kajian Sejarah 12 Kapanewon di Kulon Progo

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Sejarah di lingkungan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulon Progo mengadakan kegiatan Kajian Sejarah dengan tema “Ngangsu Kawruh Kajian Sejarah Kecamatan se-Adikarta & Kulon Progo”. Kajian Sejarah tahun 2020 ini dilaksanakan selama 2 hari, pada tanggal 17-18 Maret 2020 di Eks Pengepul Nila Bulurejo, Kapanewon Pengasih.

Kegiatan Kajian Sejarah “12 Kapanewon di Kulon Progo” dibuka oleh Drs. Untung Waluya selaku Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 17 Maret 2020. Pada hari pertama Kajian Sejarah, pembahasan yang akan dikupas adalah tentang sejarah Kapanewon eks Adikarta, yang meliputi wilayah Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan Lendah. Peserta Kajian Sejarah ini meliputi perangkat kalurahan Eks Adikarta (Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan Lendah), perangkat Kapanewon Eks Adikarta (Temon, Wates, Panjatan, Galur, dan Lendah), Guru Sejarah SMA se-Kabupaten Kulon Progo, siswa siswi se-Kulon Progo, perwakilan mahasiswa IKIP PGRI Wates jurusan sejarah, dosen sejarah IKIP PGRI Wates serta Komunitas Penggiat Sejarah Kulon Progo (KPSKP). Pembicara/Narasumber pada hari pertama, yakni sejarawan muda Kulon Progo Ahmad Athoillah, MA, Tokoh Masyarakat sekaligus mantan anggota DPRD Kulon Progo & DPRD DIY, Ahmad Subangi, serta  Kepala Bagian Administrasi Pemerintah Kulon Progo, Drs. Nur Wahyudi, MM dengan moderator Ristyanta. Kegiatan Kajian Sejarah hari pertama terbagi menjadi 4 sesi, dengan sesi pertama diisi oleh Ahmad Athoillah, MA dengan mengupas mengenai sejarah Adikarta dari tahun 1800an – 1945, dilanjutkan dengan Ahmad Subangi yang membahas sejarah Adikarta setelah kemerdekaan, sesi ketiga, oleh Drs. Nur Wahyudi MM yang mengupas mengenai kebijakan-kebijkan pemerintah daerah mengenai Kapanewon di Kulon Progo, terkhususnya daerah Eks Adikarta. Sesi terkahir adalah sesi tanya jawab (diskusi) selama 1 jam.

Hari kedua Kajian Sejarah, pembahasan yang dikupas adalah Kapanewon Kulon Progo (eks Kasultanan), meliputi Kokap, Pengasih, Sentolo, Nanggulan, Girimulyo, Kalibawang, dan Samigaluh. Diikuti oleh 100 peserta, yang meliputi perwakilan Kalurahan (eks Kasultanan), perwakilan Kapanewon (eks Kasultanan), Guru Sejarah SMA se-Kabupaten Kulon Progo, siswa siswi se-Kulon Progo, perwakilan mahasiswa IKIP PGRI Wates jurusan sejarah, dosen sejarah IKIP PGRI Wates serta Komunitas Penggiat Sejarah Kulon Progo (KPSKP). Narasumber dan Moderator pada hari kedua hampir sama seperti pada hari pertama, yang berbeda Ahmad Subangi diganti Umar Sanusi yang merupakan tokoh masyarakat Kulon Progo. Kegiatan Kajian Sejarah hari kedua terbagi menjadi 4 sesi, dengan sesi pertama diisi oleh Ahmad Athoillah, MA dengan mengupas mengenai sejarah Kulon Progo dari tahun 1800an – 1945, dilanjutkan dengan Umar Sanusi yang membahas sejarah Kulon Progo setelah kemerdekaan, sesi ketiga, oleh Drs. Nur Wahyudi MM yang mengupas mengenai kebijakan-kebijkan pemerintah daerah mengenai Kapanewon di Kulon Progo. Sesi terkahir adalah sesi tanya jawab (diskusi) selama 45 menit. Pada hari kedua ini Kegiatan Kajian Sejarah tahun 2020, ditutup oleh Joko Mursito, S.Sn., MA selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulon Progo.